2018 - Petani Udik

Recent Posts

ads

Hot

Post Top Ad

Your Ad Spot

Kamis, 05 April 2018

Manfaat Pupuk Organik

19.14 1

Sangat jarang dan mungkin sangat sedikit petani yang menyadari bahwa tumbuhan memerlukan bahan organik untuk kelangsungan hidupnya. Tidak sedikit petani yang beranggapan bahwa bila menggunakan pupuk kimia yang banyak maka akan memperoleh hasil yang sangat banyak pula.

Pada saat ini banyak sekali para pelaku (petani) yang menggunakan bahan kimia untuk pemupukannya, dan mempunyai kecendrungan akan semakin banyak memberi pupuk kimianya, dikarenakan hasil yang diharapkan tinggi akan tetapi dari waktu kewaktu bukannya meningkat malah semakin menurun.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian, menunjukkan data yang sangat mengerikan terhadap lahan pertanian kita, banyak lahan dinegara Indonesia memiliki kadar bahan organok yang kurang dari 1 %. Sedangkan dari berbagai pengalaman dan penelitian para ahli menyatakan kadar bahan organik yang tinggi dalam tanah akan sangat membantu memaksimalkan hasil yang didapat pelaku usaha (petani).

Sedikit sejarah Indonesia tentang kebutuhan Pupuk

Sebelum masa kemerdekaan Indonesia, para petani sangat senang menggunakan pupuk organik dalam melakukan budidaya pertanian dibandingkan dengan pupuk Anorganik (Kimia).

Namun fakta menjadi terbalik ketika pada tahun 1960-an petani  mulai banyak menggunakan bahan kimia dalam melakukan budidaya petanian, yang lebih mengkhawatirkan  lagi peran dari pupuk organik menjadi dianggap tidak ada peran dalam budidaya pertanian sehingga banyak petani yang mengabaikannya.

Produksi pupuk Kimia pun dari waktu kewaktu semakin berkembang sangat pesat, sehingga bila di hitung secara harga, maka pupuk anorganik (kimia) menjadi sangat lebih murah dibandingkan dengan pupuk organik.

Dan didukung dengan di temukannya banyak varietas-varietas unggul yang dari berbagai penelitian lebih banyak yang cocok dan baik bila menggunakan pupuk anorganik (kimia). Sehingga mengakibatkan banyak kenyataanya ditemukan lahan pertanian yang terdegradasi, sehingga mengakibatkan merosotnya kadar dari bahan organik dari lahan pertanian.

Solusi Mengatasi Kemunduran Bahan Organik di Lahan Pertanian

Fakta di kemukanan oleh banyak para ahli  yang menyatakan bahwa lahan pertanian sebenarnya membutuhkan pupuk organik sebagai sumber pupuk dan zat hara, bukan dari pupuk buatan atau pupuk kimia. Pupuk Organik juga sangat bermanfaat sebagai soil ameliorant atau memperbaiki kualitas dari tanah sebagai lahan pertanian.

Penggunaan Pupuk Hijau

Pupuk hijau merupakan salah satu pupuk organik yang diperoleh dan didapat di lahan pertanian dengan biaya sangat murah dan  mudah.

Sumber dari pupuk hijau dapat diambil dan di peroleh dari tumbuhan atau tanaman yang tidak bermanfaat (yang biasanya dibakar oleh petani). Selain itu juga dapat diperoleh dari sisa-s9sa tanaman yang merupakan sisa dari panen.

Cara paling mudah pengolahan dari pupuk hijau adalah dengan cara membenamkan bahan baku atau dengan cara dilakukan dikomposkan untuk hasil yang lebih cepat.

Manfaat Pupuk Organik  (Pupuk Hijau)
  • Manfaat yang akan dirasakan oleh petani adalah meningkatnya produktivitas dari lahan pertanian. Karena dengan meningkatnya kadar kandungan bahan organik dan unsur hara yang ada dalam tanah, maka dengan sendirinya akan memperbaiki sifat, kimia dan biologi tadi tanah atau lahan pertanian.
  • Manfaat lain yang dirasakan yaitu semakin mudahnya melakukan pengolahan lahan karena tanah semakin baik
  • Harga pupuk organik lebih murah dan sangat mudah didapat dari alam
  • Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk kimia
  • Pupuk organik akan memberikan kehidupan badi mikroorganisme tanah
  • Kelebihan lain dari pupuk organik yaitu mempunyai kemampuan dalam memobilisasi atau menjembatani hara yang ada di tanah sehingga akan membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh tanaman
  • Mempunyai kemampuan dalam melepas hara tanah dengan sangat perlahan dan terus menerus, seihngga akan membantu mencegah terjadinya kelebihan suplai hara yang membuat tanaman keracuanan
  • Mampu menjaga kelembaban dari tanah, sehingga akan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada tanaman
  • Mampu membantu mencegah erosi lapisan atas tanah
  • Mampu menjaga dan merawat tingkat kesuburan tanah
  • Memberi manfaat  untuk kesehatan manusia, karena banyak kandungan nutrisi dan lebih lengkap dan lebih banyak
Itulah sedikit informasi mengenai Manfaat Pupuk Organik, semoga bermanfaat...
Read More

Manfaat Jerami untuk Kesuburan Tanah

19.12 2


Banyak diantara sebagian petani yang menganggap bahwa jerami merupakan limbah yang perlu di musnahkan salah satunya dengan cara dikabar, karena dianggap tidak mempunyai manfaat untuk dirinya

Kurangnya informasi pertanian  tentang pengetahuan mengenaik Manfaat Jerami untuk Kesuburan Tanah menjadi faktor utama ketika membakar jerami, banyak alasan yang dikemukanan oleh sebagian petani ketika membakar jerami, mulai dari tidak tau manfaat jerami sampai dengan malas melakukan pengolahan terhadap jerami itu sendiri

Salah satu manfaat jerami untuk tanah / lahan sawah yang bisa dipetik yaitu tingkat kesuburan tanah manjadi lebih baik daripada sebelumnya, ini dikarenakan didalam jerami banyak pupuk yang dikandungnya mulai dari pupuk N, P, K, S, Si, Ca, dan Mg.

Sebagai ilustrasi ketika hasil panen padi sebanyak 5 Ton Gabah, maka lahan akan kehilangan unsur hara sekitar 150 kg N, 20 kg P, dan 20 kg S. Selain itu juga, semua unsur K dan sepertiga dari N, P dan S terdapat pada jerami padi, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa jerami merupakan salah satu sumber pupuk organik yang sangat baik.

Apabila berat jerami mencapai 1,5 Ton, maka diperkirakan kandungan yang terdapat pada jerami mengandung unsur / pukuk berkisar 9 kg N, 2 kg P, dan S 25 kg Si, 6 kg Ca dan 2 kg Mg. Kandungan dari jerami yang bermanfaat untuk tanah diantaranya adanya senyawa N dan C berfungsi sebagai substrat metabolisme mikroba tanah,  ternasuk gula, pati, selulose, hemiselulose, pektin, lignin, lemak dan protein.

Manfaat Jerami untuk Kesuburan Tanah bila tidak dibakar dan dikembalikan lagi kelahan sawah, diantaranya

  • Unsur hara yang terkandung dalam jerami bila dibakar akan hilang, karena  unsur hara yang seharusnya bisa menambahkan kesuburan tanah di buang dengan percuma
  • Pada batang dan daun padi yang bisa menyuburkan tanah secara fisika (jika membusuk akan menjadi humus, bahan organik atau C-organik) hanya akan terbakar menjadi karbon atau arang
  • Jerami yang di benamkan ke lahan sawah akan sangat bermanfaat untuk makanan mikroorganisme tanah
  • Perlahan tapi pasti bila jerami dibakar maka produktivitas dari panen akan semakin menurun, karena kurangnya akan unsur hara di tanah
  • Dapat menekan biaya pupuk, karena jerami mengandung banyak pupuk organik yang bermanfaat untuk tanah dan tanaman
  • Dapat menekan akan serangan hama dan penyakit, karena didalam jerami mengandung unsur K, yang dapat membantu akan penguat dan pengeras bagian tanaman sehingga ketahanan tanaman akan menjadi lebih kuat.
  • Pembenaman jerami ke dalam lapisan olah tanah sawah akan mendorong kegiatan bakteri pengikat N

Itulah Informasi Pertanian mengenai Manfaat Jerami untuk Kesuburan Tanah, Semoga Bermanfaat..
Read More

Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo

19.09 1
Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo


Proses bertani atau budidaya pertanian dalam hal tanam padi menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan negara Indonesia, bagai mana tidak.. beras menjadi salahsatu produk yang sangat penting, ini dikarenakan beras menjadi produk yang termasuk pada Sembilan bahan pokok.

Banyak hal yang mempengaruhi proses meningkatnya produksi padi, mulai dari penggunaan bibit unggul, pemupukan yang tepat sasaran, pengairan yang tepat, pengendalian hama penyakit, dan lain sebagainya. Pada saat ini ada cara yang bisa di tempuh oleh petani dalam proses meningkatkan produksi padi salah satu yang bisa di pilih yaitu dengan Cara Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo

Legowo” di ambil dari bahasa jawa yang berasal dari kata “Lego” yang berarti Luas dan “Dowo” yang berarti panjang. Tujuan utama dari Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir) atau seolah-olah tanaman lebih banyak berada di pinggir.

Yang berdasarkan pengalaman, tanaman padi yang berada di pinggir akan menghasilkan produksi padi lebih tinggi dan kualitas dari gabah yang lebih baik, ini dikarenakan tanaman padi di pinggir akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak. Itulah sebabnya sistem jajar legowo menjadi salah satu pilihan dalam proses meningkatkan produksi gabah.

Tipe sistem jajar Legowo

  1. Jajar Legowo 2:1 – Setiap dua baris diselingi satu baris yang kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan pada jarak tanam dalam baris yang memanjang di perpendek menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.
  2. Jajar Legowo 3:1 – Setiap tiga baris tanaman padi di selingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya
  3. Jajar Legowo 4:1 – setiap empat baris tanaman padi diselingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya
Berikut merupakan gambar dari Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo

Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo

Dilihat dari gambar Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo maka dapat dilihat peningkatan popolasi dari tanaman padi yang ditanam, secara umum rumus peningkatan jumlah populasi tanaman padi dapat dilihat dengan rumus 100% X  1 : ( 1 + jumlah legowo)

Sebagai Contoh,

  • Jika Legowo 2:1 maka peningkatan populasinya yaitu 100%  X  1 : (1 + 2) = 33,3 %
  • Jika Legowo 3:1 maka peningkatan populasinya yaitu 100%  X  1 : (1 + 3) = 25 %
  • Jika Legowo 4:1 maka peningkatan populasinya yaitu 100%  X  1 : (1 + 4) = 20 %
  • Jika Legowo 5:1 maka peningkatan populasinya yaitu 100%  X  1 : (1 + 5) = 16,7 %
Gambar Caplakan

•    Menggunakan  2 Caplakan

Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo
  Sumber : http://ptmbplusagro.wordpress.com

•    Menggunakan 1 Caplakan

Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo
 Sumber: http://farmingblogger.blogspot.com

Manfaat yang dirasakan ketika Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo

  1. Menambahnya jumlah tanaman padi
  2. Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan
  3. Memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya tanaman pinggir
  4. Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi
  5. Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi
  6. Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida
  7. Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di bagian dalam baris tanaman saja

Kelemahan ketika Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo

  1. Akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama pada saat melakukan proses penanaman padi
  2. Membutuhkan benih yang lebih banyak, ini dikarenakan  semakin banyaknya populasi tanaman padi
  3. Pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar legowo, maka akan lebih banyak ditumbuhi rumput

Itulah sedikit informasi pertanian mengenai Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo, semoga bermanfaat ...
Read More

Rabu, 04 April 2018

EDIBLE FLOWER ICE CUBES

20.42 1
How to make flower ice cubes 1

Saya berada di pesta pernikahan brunch akhir pekan lalu dan semua makanan terinspirasi oleh Pinterest. Mereka memiliki lobak donat dan buah, tusukan bacon, dan mereka mengubah wafel menjadi makanan jari dengan memasukkannya ke dalam cangkir terpisah dengan sirup di bagian bawah untuk dicelupkan. Itu mengingatkan saya bagaimana Pinterest telah meledakkan lapangan bermain ketika datang ke ide-ide kreatif
How to make flower ice cubes 18


Mungkin Anda pernah melihat es batu bunga ini beredar di situs. Mereka telah membuat saya tertarik untuk sementara waktu, dan akhirnya saya memberi mereka kesempatan. Mereka terlihat sangat cantik dan mereka tampak seperti ide yang sempurna untuk musim semi, tetapi mereka tidak sesederhana yang mereka lihat. Beberapa kali pertama saya membuat mereka, mereka tidak menjadi besar tetapi saya terus melakukannya dan akhirnya berhasil. Saya akan mencoba menghindarkan Anda dari kejengkelan dan membagikan apa yang saya pelajari


flower ice cubes square..1-DSC_0019-003
Meskipun Anda tidak akan benar-benar memakan bunga, varietas yang dapat dimakan seperti mawar, pansies, nasturtium, marigold, violet dan geranium pastinya akan menjadi pilihan terbaik untuk es batu ini. Saya menemukan bahwa pansy dan geranium bekerja dengan baik, dan saya tidak mencoba miniatur mawar, tetapi mereka akan menjadi pilihan yang baik. Anda juga dapat menggunakan rempah-rempah dan herbal mekar seperti mint, atau bunga sakura.


Read More

Selasa, 03 April 2018

Keunggulan Dan Kelemahan Metode Hazton

23.27 0

Menggunakan metode Hazton mulai dikenalkan sejak tahun 2012. Penemunya adalah “Haz” dari Ir. H. Hazairin, Ms dan “Ton” dari Anton 

Kamarudin Sp. M.Si. Metode ini digalakkan oleh pemerintah Kalimantan Barat karena mempunyai keunggulan dapat menghasilkan padi yang sangat banyak. Tetapi sebagai petani anda juga harus membaca kekurangannya juga. Tidak ada metode yang sempurna. Tetapi harus memahami filosofi lokal untuk mencapai kesempurnaan. Yaitu utamakan menjadi petani yang ramah dengan lingkungan.

Metode tanam padi hazton adalah metode tanam padi menggunakan benih tua berumur 25-35 hari dengan penanaman 20-30 padi perlubang. Sehingga tiap tanaman yang diharapkan adalah indukan, karena metode hazton tidak mengembangkan anakan. JIka anda bertanya kenapa harus tanam tua, karena dengan umur 20-30 hari perkembangan anakan padi sudah sedikit berkurang. Dengan metode hazton juga umur panen lebih cepat dari pada menggunakan metode tanam konvensional dan SRI.
Metode Hazton
Metode Hazton juga menekankan pemakaian pupuk yang banyak karena banyaknya kebutuhan pupuk sebanding dengan banyaknya indukan yang ditanam. Semakin banyak indukan yang ditanam, perawatan dan pupuk yang dipakai juga semakin banyak. Di samping itu jika menggunakan hazton, untuk indukan harus memakai semprot imunitas untuk menghindari hama padi.

Keunggulan metode tanam hazton:

  1. Produksi panen tinggi.
  2. Mudah dalam penanamannya.
  3. Relatif tahan terhadap hama keong mas dan orong-orong karena umur penanaman sudah tua. Sehingga batang untuk padi sudah kuat.
  4. Sedikit atau bahkan tidak ada penyulaman dan penyiangan.
  5. Umur panen lebih cepat
  6. Mutu gabah tinggi, sebanding dengan pemberian pupuk yang cukup untuk menutrisi padi.
  7. Prosentase beras pecah tergolong rendah

Kelemahan metode tanam hazton :

  1. Memerlukan tambahan benih dari biasanya, keperluan benih untuk metode hazton berkisar antara 100-125 kg/ ha. Sangat jauh perbedaan jika dibandingkan dengan metode SRI yang memakai 4-5 kg per hektare dan jika memakai cara tanam konvensional maka membutuhkan 30/40 kg/ ha.
  2. Karena tanaman rimbun, maka perlu dikawal dengan agencia hayati (imunisasi padi, penggunaan decomposer/sterilisasi lahan, dan bio fungisida).
  3. Perlu pupuk (organik/ anorganik) tambahan dari dosis normal.


Keberhasilan metode hazton untuk mencukupi kebutuhan padi dan makanan di daerah Kalimantan barat perlu mendapatkan apresiasi. Mengingat lahan pertanian di daerah Kalimantan yang memiliki struktur tanah gambut dan banyaknya daerah pertambangan.

Tapi perlu di ingat semua metode tanam adalah baik sesuai dengan kondisi dan kemampuan petani dalam berkarya. Tingkatkan hasil pertanian dan kemakmuran petani dengan intensifikasi petanian adalah hal yang perlu dilakukan petani. Untuk pembahasan selanjutnya tentang metode haston akan dijelaskan dalam kesempatan yang lain.


Read More

Sistem tanam Tabela Tabur Benih Langsung

23.20 1

Sistem tanam padi dengan cara ditaburkan secara langsung sudah dikenal oleh petani Indonesia. Terutama mereka yang membudidayakan padi Gogo atau gogo rancah. Setelah itu sistem tanam tabela ini mulai surut di Indonesia dan berkembang di Filipina dan Malaysia. Dengan perkembangan dan hasil yang cukup menarik sehingga sistem tanam tabela ini mulai dibicarakan lagi di negeri ini.

Beberapa tekhnik tabela dalam pelaksanaan yang perlu diperhatikan yaitu sistem tabur dan petunjuk teknis pelaksanaan.

Sistem tanam Tabela Tabur Benih Langsung

Untuk sistem tabela sendiri mengenal 3 sistem tabur yaitu.
  1. Sistem sebar rata
  2. Sistem sebar dalam alur / barisan ( tabela jarak tanam satu arah )
  3. Sistem tegel ( tabela dengan jarak tanam 2 arah )
Petunjuk teknis pelaksanaan.
  1. Pengolahan Lahan
  2. Pengolahan tanah harus sangat baik seperti membuat papan untuk menabur benih, karena dalam tabula benih langsung ditaburkan satu persatu dalam lahan persawahan. Dan pastikan air tidak menggenang ke atas lahan persawahan. Karena jika menggenang bibit akan terbawa air. Untuk mengatasi hal ini maka buatlah sistem pengairan dan kemalir pada lahan pertanian. Jika kondisi air yang melimpah maka di sekitar jarak tanam harus diberi saluran air untuk mencegah bibit yang hanyut.
  3. Persemaian Benih
  4. Untuk persemaian benih dilakukan dengan cara merendam benih sampai tumbuh sedikit akar. Kemudian setelah akar tumbuh, baru siap di tanam. Perendaman dilakukan 24 jam dan ditiriskan selama 12 jam. Baca Cara membuat bibit unggul
    1. Tanam
    Untuk penanaman bisa dilakukan dengan bantuan tambang atau benang kecil untuk meluruskan supaya terlihat rajin. Perlu diperhatikan jangan menabur benih jika menurut perkiraan akan hujan. 
  5. Perawatan
  6. Perawatan selama 7 hari diusahakan lahan selalu dalam kondisi yang macak - macak. Kalau tanaman sudah berumur 7 hari berarti sudah kuat dan sudah seperti biasa. Perlu diingat semakin banyak benih ditabur berarti semakin kecil ruang lingkup berkembang. Jadi usahakan 2-3 untuk setiap lubang. Kendalikan gulma di sawah dengan melakukan pembersihan setiap 2 minggu sekali. Pastikan gunakan pupuk organik agar tanah tetap lembut dan lahan pertanian tidak kering.
  7. Pengendalian Hama
  8. Pengendalian hama tikus bisa dilakukan dengan memperlebar jarak tanam. Jika jarak tanam yang agak lebar akan membuat tikut tidak leluasa bergerak. Sedangkan cara mengatasi hama wereng dan lain lain bisa menggunakan semprot alama. Untuk meredakannya. Ingat jangan pernah memakai pestisida karena yang mati bukan hanya hama, tetapi juga musuh alami. 

Keuntungan memakai sistem tanam tabela.
  1. Biaya tenaga kerja diluar panen 20-30 persen lebih rendah
  2. Biaya sarana produksi 5-10 persen lebih rendah.
  3. Hasil per hektar 10-25 persen lebih tinggi dan harga gabah maupun beras lebih tinggi (karena kualitas lebih baik).
Sistem tanam tabela akan sangat baik jika dipadukan sistem pertanian organik SRI atau dipadukan dengan sistem Hazton. Salam pertanian, selalu menjadi kreatif dan ramah lingkungan.
Read More

Minggu, 01 April 2018

6 Tips for Converting Your Rice Farming Equipment to Center Pivot Irrigation

08.49 1
Written by Jake LaRue | 
A recent article in the Mid-America Farm Grower discussed a presentation given by Dr. Jason Krutz at the National Conservation Systems Cotton & Rice Conference. Dr. Krutz explained, “The biggest threat to irrigated agriculture in the mid-South is aquifer depletion.” He went on to discuss several water-saving techniques, all based around traditional flood irrigation methods. But there is another irrigation option for rice producers, one that may increase their profits while conserving water – center pivot irrigation.

IMG_0055.jpg
Back in 2006, I would have probably said it was crazy to consider using a center pivot for rice production. Historically, it had been attempted, but generally ended in failure. However, in a recent, multi-year research project, researchers were able to successfully demonstrate profitability by producing rice under center pivots in Missouri, Arkansas, Texas and South Carolina. This was accomplished by adjusting rice farming equipment and crop inputs, as well as utilizing ag services and irrigation management tools.
With Valley® center pivots, growers could cut the amount of water pumped by 40-50%, while still achieving similar yields to flood irrigation. In addition, fertilizer, particularly nitrogen and crop production products like fungicides, could be applied through the center pivot, saving the costs of aerial applications.
Though there are many factors that need to be considered when choosing the right irrigation for your crop, these tips may help you to better understand if center pivot or linear irrigation is right for you.

Review Your Situation

CoxeRice_53.jpg

If you have a field with production that’s dropped, or it has varying soils types that make it difficult to flood, you may be a good fit for a center pivot. You may reduce pumping amounts and costs, decrease labor requirements, and minimize the need for additional land leveling. In addition, having the ability to properly water all the soil and topography variations under the center pivot may increase profits.
Plan your Inputs
Just having a center pivot will not guarantee increased profits. You will need to ensure that you use proper crop inputs, ag services and irrigation management. Seed selection, herbicides, fertilizer and fungicides all need to be considered to provide an integrated solution that will help to maximize the field’s profitability. Center pivots are a great tool to activate pre-emergence herbicides; rather than waiting for rain or trying to manually incorporate them with rice farm equipment, they can be applied directly through the pivot.

Apply Less Water with Remote Irrigation Management

DSCN1416_Hi_newsign-1.jpg

With center pivots, irrigation management will be different than with flood irrigation management. You will apply less water more often, particularly during tillering. The small tillers need to be kept moist, meaning you will apply a light application of water once a day. This may be 0.20 to 0.30 inches per day. As the crop canopy closes, the frequency and amount you irrigate will be adjusted to meet the field and climatic conditions. Another benefit of center pivot irrigation is the ease of remote management. With remote management ag services, such as BaseStation3™ and AgSense®, you can monitor and control your center pivot with a smartphone, tablet or computer.
Applying Only What is Needed
You can apply inputs, like nitrogen, based on the crop needs. A center pivot allows you to spoon-feed the crop at a fraction of the application cost of using a plane or land-based application. Certain classes of fungicides and insecticides may be applied through the center pivot.

Approaching Harvest

Hulshof-RiceTec_Harvest_2010_0014.jpg



Read More

Multiple-Inlet Irrigation

08.27 0
By Carroll Smith
Editor

Multiple-Inlet Irrigation

Multiple-inlet irigasi adalah salah satu pendekatan di mana tabung plastik diletakkan di sisi atau di tengah lapangan. Menurut Layanan Extension Universitas Negeri Mississippi, 'Karakteristik seperti ukuran lapangan dan kemiringan, pola tanggul, lokasi air, aliran dan preferensi penanam menentukan bagaimana pemasangan pipa tersebut.'
Earl Kline, yang menanam 3.000 hektar beras, jagung, dan kacang kedelai bersama pamannya, Warren Satterfield, di Kabupaten Bolivar, Miss., Menggunakan irigasi multi-inlet untuk memasukkan air ke dalam masing-masing sawah alih-alih memindahkannya dari satu pad ke lainnya dalam banjir kaskade reguler
side inlet rice photo

Multiple-inlet irigasi adalah salah satu alat yang memungkinkan petani padi untuk memompa SAWAH lebih cepat, yang menghemat air, energi, tenaga kerja dan waktu.

'Sebagai contoh, jika kita memiliki luas sawah  40-acre dengan lima bantalan di bidang itu, kami memperlakukan setiap luas sawah  sebagai bidang terpisah sendiri dengan memompa air ke dalamnya melalui lubang gerbang di tabung plastik,' katanya. “Dengan melakukan ini, kami dapat mengendalikan nutrisi dan mengurangi pemompaan. Kita dapat menjaga tingkat air tetap konsisten di seluruh bidang alih-alih memiliki air yang lebih dalam di bagian atas.
“Dengan menjaga tingkat air lebih rendah, kita bisa membuat anakan padi,” tambah Kline. “Dan semakin banyak anakan yang dimiliki tanaman padi, semakin banyak potensi yang dihasilkannya.
Irigasi multi-inlet juga membantu dalam aktivasi herbisida dan dapat membantu mengurangi area air dingin.
Secara logistik, Kline mengatakan ia dapat menggelindingkan tabung di lapangan 40-acre dalam waktu sekitar satu jam dan membanjiri ladang dalam 24 jam, yang separuh waktu yang diperlukan untuk menyirami lapangan menggunakan pendekatan banjir kaskade.

“Itu adalah tempat simpanan saya yang memompa masuk,” katanya. 'Juga, karena aku tidak mencoba untuk memaksa air naik ke atas tumpahan, aku bisa mengambil tumpahan lebih tinggi dan memiliki ruang untuk menangkap lebih banyak hujan.'

Read More

Sabtu, 31 Maret 2018

Budidaya Padi Sistem Tabela Peran dan Manfaat Herbisida pada Budidaya Padi Sistem Tabela

23.45 1
Hasil gambar untuk sawah tabela


Peran dan Manfaat Herbisida
pada Budidaya Padi Sistem Tabela

Tanam padi sistem tabela memang memberikan beberapa keunggulan atau kelebihan dari cara tanam konvensional karena lebih efisien, namun disisi lain ternyata kurang cocok bila dilakukan saat musim penghujan. Bahkan disinyalir turut menumbuhkan biji gulma untuk tumbuh lebih awal sehingga mendorong gulma tumbuh cepat. Maka pemilihan herbisida yang selektif dan efektif mutlak dibutuhkan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma tersebut.

Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai berumur + 3 minggu dilakukan pemindahan tanaman bibit ke lapangan yang telah dipersiapkan sebelumnya yang dikenal dengan istilah transplanting. Cara ini merupakan suatu cara yang umum digunakan oleh petani padi di seluruh Indonesia.
Namun, ada beberapa kelemahan yang dimiliki dari sistem transplanting tersebut, diantaranya : (a) pada saat bibit dicabut dari tempat persemaian maka bibit akan mengalami kerusakan pada sistem perakarannya.
Monochoria vaginalis, gulma berdaun lebar yang sering mengganggu pertanaman padi

Keadaan ini akan mempengaruhi proses adaptasi tanaman, dimana bibit padi tersebut akan berhenti mengabsorbsi air, sedangkan di lain pihak proses transpirasinya tetap berlangsung. Bila keadaan ini berlangsung dalam interval waktu yang agak panjang maka bibit akan mengalami kekurangan air, terjadi penurunan tekanan turgor dari guard cell (sel penjaga), stomata tertutup, difusi CO2 tertekan dan pada akhirnya terhentinya proses fotosintesis. (b) Pada saat bibit tanaman padi dicabut dari persemaian akan terjadi pelukaan pada sistem perakarannya, hal ini mempengaruhi daya tahan tanaman dimana luka yang ada akan menyebabkan bibit penyakit dapat masuk ke dalam tanaman. (c) Pada saat bibit tanaman padi dicabut dari persemaian dan dipindahkan ke sawah, akan terjadi proses stagnasi dimana pertumbuhan bibit tanaman akan terhenti sementara sampai dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya, (d) sistem budidaya melalui persemaian lebih cocok untuk musim penghujan karena proses transpirasi (penguapan) dapat ditekan lajunya sehingga bibit padi dapat terhindar dari proses kelayuan dan terakhir (e) sistem budidaya melalui persemaian akan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dimana untuk luasan satu hektar akan membutuhkan kurang lebih 10 orang tenaga kerja transplanting dan membutuhkan waktu + 8 jam dengan besar biaya + Rp. 250.000,- (standart di Kabupaten Sindrap, Sulawesi Selatan).

Untuk mengatasi keadaan ini perlu dilakukan alternatif teknik budidaya lain misalnya tekhnologi budidaya tanaman padi dengan menggunakan sistem tabela atau tabur benih langsung. Pada sistem tabela ini, sebelum benih ditabur ke lapangan terlebih dahulu di kecambahkan di dalam karung yang basah selama 2 hari sampai calon akarnya kelihatan, kemudian barulah dimasukkan langsung ke dalam lubang-lubang yang dibuat terlebih dahulu menggunakan kayu sederhana (tugal) yang berfungsi sebagai alat pembuat lubang dan sekaligus untuk mengatur jarak tanam. Sebelumnya lahan perlu diairi sampak agak basah tetapi tidak sampai menggenang atau becek sehingga mempermudah pembuatan lubang-lubang tanam. Benih hasil peraman yang telah kelihatan calon akarnya dimasukkan ke dalam lubang dengan menggunakan telunjuk jari tengah dan ibu jari + 20 – 25 benih ke dalam satu lubang. Perlakuan ini dengan estimasi bahwa satu rumpun padi yang optimal terdiri dari 20 – 25 anakan. Jarak tanam yang baik adalah + 25 x 25 cm dengan kebutuhan benih + 60 kg/ha.
Benih padi yang sudah muncul titik tumbuhnya dimasukkan ke dalam lubang dengan menggunakan jari telunjuk

Di Sulawesi Selatan, sistem tabela ini sudah mulai memasyarakat dan banyak digunakan oleh petani padi sawah terutama di Kabupaten Sindrap, Pinrang dan Bone. Adapun beberapa keuntungan budidaya padi dengan sistem tabela diantaranya : (a) sistem tabela memastikan jarak tanam lebih tepat dan teratur sehingga produksi yang diperoleh petani lebih banyak 500 – 1000 kg gabah kering per hektar bila dibandingkan dengan sistem persemaian. Konsekuensi yang diperoleh dari jarak tanam yang teratur akan mengurangi kompetisi untuk mendapatkan faktor-faktor produksi antar tanaman. Yang terpenting adalah bahwa jarak tanam yang tepat dan teratur akan menyebabkan Leaf Area Indeks (LAI) yang optimum karena semua lapisan daun sempurna sehingga proses fotosintesis tanaman dapat berlangsung secara optimal. Keadaan inilah yang dapat menunjang kenaikan produksi lebih tinggi pada sistem budidaya padi dengan menabur benih langsung tanpa melewati proses persemaian. (b) sistem tabela menyebabkan tanaman terhindar dari proses transpirasi yang berlebihan yang dapat menyebabkan kelayuan saat kekurangan air , (c) tanaman terhindar dari stagnasi (d) tanaman terhindar dari proses penggabungan akar yang biasa terjadi saat transplanting sehingga banyak akar yang rusak dan putus dan (e) Dengan sistem tabela kebutuhan tenaga kerja penanam untuk luasan 1 hektar adalah lima orang tenaga kerja dengan waktu + 4 jam sehingga besar biaya akan jauh lebih murah ( + Rp. 125.000) jika dibandingkan dengan budidaya sistem persemaian. Dengan sistem tabela dapat menghasilkan 6 – 6,5 ton gabah, sedangkan melalui sistem persemaian konvensional menghasilkan 5 – 5,5 ton gabah.

Namun disamping memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, sistem budidaya padi secara tabela ini juga memiliki beberapa kelemahan/kekurangan diantaranya (a) Sistem tabela hanya dapat digunakan pada musim kemarau. Bila digunakan pada saat musim penghujan benih yang dimasukkan ke dalam lubang akan keluar dan tersebar kemana-mana menyebabkan jarak tanam menjadi tidak teratur, (b) Dengan sistem tabela, karena air dimasukkan lebih awal pada saat akan membuat lubang, dapat menyebabkan biji-biji gulma berkecambah dan tumbuh lebih awal.
Dari beberapa jenis gulma yang tumbuh ternyata ada dua jenis gulma yang sering menyulitkan para petani padi, yaitu :
1. Echinocloa crussgalli
Gulma ini seringkali dijumpai pada tanaman padi. Biasanya disetiap daerah memiliki nama yang berlainan. Orang Sunda menyebutnya sebagai rumput jajagoan, sedangkan istilah Orang Sulawesi seringkali disebut sari beteng.
Jajagoan, salah satu gulma
yang sering mengganggu pertanaman padi

Jenis gulma ini adalah gulma berdaun sempit dan sulit dibedakan dari tanaman utama yaitu padi karena memiliki penampakkan yang hampir sama. Selain memiliki ciri yang sama, jajagoan ini juga biasanya tumbuh menjadi satu dengan anakan padi dalam satu rumpun. Perbedaan mencolok dari gulma ini dapat dilihat pada saat tanaman jajagoan mengalami pembungaan. Pada saat pembungaan inilah biasanya kompetisi dalam memperebutkan unsur hara yang ada dalam tanah berlangsung sehingga dapat mengakibatkan penurunan produksi padi berkisar antara 15 – 20 %. Karena sifatnya yang mirip dan menyatu dengan rumpun padi itulah pengendalian gulma harus diupayakan sedini mungkin dan memilih herbisida yang selektif, efektif dan bersifat pra tumbuh.
2. Monochoria vaginalis
Berbeda dengan jenis jajagoan, gulma ini merupakan jenis tanaman yang berdaun lebar. Orang seringkali menyebutnya dengan eceng gondok. Jenis gulma ini biasanya berkembang biak sangat cepat terutama bila hujan deras. Keadaan ini menyebabkan petani semakin mengalami kesulitan.

Pengendalian
Keberadaan gulma yang sangat mengganggu produktivitas tersebut kini selain dapat dikendalikan secara mekanis, juga dapat dilakukan secara kimia. Penggunaan herbisida merupakan langkah pengendalian gulma secara kimia namun relatif aman baik bagi pengguna maupun bagi tanaman utama itu sendiri. Dengan banyaknya jenis herbisida yang beredar di pasaran tentulah hal ini cukup membingungkan karena masing-masing merk menawarkan berbagai keunggulannya. Namun demikian, seperti yang dijelaskan sebelumnya pemilihan herbisida ini hendaknya sangat hati-hati dan selektif. Efektivitas suatu herbisida tergantung pada jenis gulma dan bahan aktif yang dikandung herbisida tersebut. Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis herbisida mampu memberantas semua jenis gulma karena pada bahan aktif tertentu hanya efektif/manjur pada karakteristik gulma tertentu saja. Tidak terlepas dari bagaimana sifat/karakteristik suatu bahan aktif dalam efektivitasnya membasmi gulma, maka di beberapa tempat di Sulawesi Selatan seperti di Kab. Sindrap, Pinrang dan Bone khususnya pada budidaya padi yang menggunakan sistem tabela, telah mengadakan beberapa percobaan baik yang dilakukan sendiri oleh petani maupun bersama-sama. Hasilnya memuaskan dimana dari beberapa herbisida yang dicoba, ternyata hanya ada dua jenis yang paling unggul dan terbukti efektif dalam membasmi gulma jenis jajagoan maupun eceng gondok. Herbisida yang dimaksud adalah Billy 20WP dan Queen 25WP yang didistribusikan oleh PT. Tanindo Subur Prima-Surabaya dengan merk dagang Cap Kapal Terbang. Keunggulan dari dua jenis herbisida ini ternyata dari sifatnya selektiif pada padi dimana bahan aktif yang dimiliki baik oleh Billy 20WP maupun Queen 25WP tersebut efektif dalam membasmi gulma namun tidak mematikan tanaman padi.
Herbisida Billy 20WP merupakan herbisida sistemik yang berbahan aktif Etil pirazosulfuron 20 %. Herbisida ini dapat digunakan pada saat pra tumbuh sampai awal purna tumbuh, disamping selektif juga mampu mengendalikan gulma berdaun sempit maupun berdaun lebar. Billy 20WP ini berbentuk tepung yang berwarna abu-abu. Sifat selektivitas yang dimilikinya ini bila ditinjau secara biokimia erat kaitannya dengan keberadaan bahan aktif etil pirazosulfuron dimana senyawa yang dihasilkannya akan memutus cabang asam amino pada tanaman gulma yang lama-kelamaan akan menyebabkan kematian, namun tidak berpengaruh pada tanaman padi. Hal ini disebabkan bila kontak dengan tanaman padi maka senyawa tersebut akan membentuk senyawa hidroksil yang tidak beracun sehingga tetap aman bagi padi. Berdasarkan pengalaman para petani yang ada, maka agar didapatkan hasil yang optimal penggunaan dosis untuk memberantas gulma jajagoan adalah sekitar 5 gram/2 tangki air (28 liter) per hektar. Sedangkan untuk memberantas gulma eceng gondok dapat digunakan dosis 5 gram/1 tangki air (14 liter) per hektar.
Herbisida Queen 25WP tidak berbeda jauh dengan “kerabat”-nya yaitu Billy 20WP. Baik dilihat dari segi manfaat maupun keunggulan yang dimiliki baik Billy 20WP maupun Queen 25WP hampir sama. Hanya saja herbisida Queen 25WP ini mengandung bahan aktif Kuinklorak sebesar 25 %. Queen 25WP ini merupakan herbisida sistemik yang dapat digunakan pada pra tumbuh dan awal purna tumbuh berbentuk tepung dan berwarna krem yang dapat disuspensikan. Herbisida Queen ini lebih cocok digunakan pada gulma berdaun sempit seperti jajagoan. Dosis yang dapat digunakan untuk memberantas gulma ini adalah + 50 gram/2 tangki air untuk luasan satu hektar tanaman padi.
Dari hasil percobaan dan pengalaman petani setempat, ternyata bila kita menggunakan herbisida berbahan aktif metil metsulfuron maupun 2,4-D pada budidaya padi dengan sistem tabela ini akan menyebabkan keracunan pada tanaman padi yang dicirikan dengan daun berwarna kemerahan dan akhirnya berwarna coklat kehitaman seperti terbakar. Untuk itu maka penggunaan herbisida berbahan aktif metil metsulfuron maupun 2,4 –D ini baru dapat digunakan pada saat tanaman padi berumur + 18 hari.
Berdasarkan uraian di atas maka pengambilan keputusan untuk pengendalian gulma secara kimia harus dibuat sebijak mungkin dan hati-hati dengan mempertimbangkan efektivitas dan biayanya. Sehingga pemilihan herbisida yang benar-benar tepat yaitu efektif dan selektif juga aman bagi tanaman padi mutlak dipertimbangkan. Dengan keunggulan yang dimiliki , maka baik Billy 20WP maupun Queen 25 WP merupakan alternatif herbisida yang tepat dan efektif dalam mengendalikan sekaligus mencegah adanya tanaman gulma. Penggunaan herbisida pada sistem tabela dapat memberantas gulma sedini mungkin tanpa merusak tanaman padi itu sendiri. Sehingga hal itu tidak dapat memberikan kesempatan kepada gulma untuk berkompetisi dengan tanaman padi dalam mendapatkan unsur hara, air, cahaya, maupun CO2 untuk perkembangan dan pertumbuhannya.
Read More

Post Top Ad

Your Ad Spot