Padi Ciherang Wangi Pandan - Petani Udik

Recent Posts

ads

Hot

Post Top Ad

Your Ad Spot

Jumat, 30 Maret 2018

Padi Ciherang Wangi Pandan



Kualitas beras berpengaruh pada selera makan konsumen. Itulah sebabnya konsumen berupaya memilih beras berkualitas baik. Salah satu parameter yang menjadi pertimbangan dalam memilih kualitas beras adalah rasa yang enak dan wangi. Bagi masyarakat Sunda, beras yang enak dan wangi pasti merujuk pada beras pandan wangi. Beras khas Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, itu memiliki keunggulan nasinya yang pulen dan aroma pandannya yang harum sehingga menggugah selera saat disantap. Sayangnya varietas pandan wangi kualitasnya berbeda jika ditanam di luar daerah asalnya, yaitu Warungkondang, Cugenang, dan Cibeber, ketiganya di Kabupaten Cianjur.
Hal yang sama juga terjadi pada varietas padi mentik wangi. Varietas padi beraroma harum itu juga menghasilkan kualitas baik jika ditanam di Yogyakarta dan sekitarnya. Itulah sebabnya mentik wangi hanya populer di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik (BB Biogen), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian, berupaya menghasilkan beras yang enak dan wangi yang dapat ditanam di daerah mana pun di Indonesia.
Caranya dengan memperbaiki varietas padi ciherang sehingga beraroma wangi. Menurut Kepala BB Biogen, Ir. Mastur, M.Si., Ph.D., varietas ciherang merupakan varietas unggul nasional yang dilepas pada 2000 oleh Menteri Pertanian RI. Hingga saat ini varietas itu masih disukai petani dan mendominasi pertanaman padi di tanahair.  Para petani lebih suka menanam padi ciherang karena tahan terhadap beberapa hama dan penyakit, produktivitas tinggi (rata-rata 8 ton/ha), serta rasa berasnya enak sehingga disukai konsumen. Untuk meningkatkan kualitas varietas padi ciherang, Balitbangtan melalui BB Biogen melakukan inovasi baru dengan menambahkan sifat aromatik atau wangi sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai jualnya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menghasilkan padi ciherang wangi dengan pendekatan bioteknologi, yaitu melalui kombinasi metode konvensional dan bioteknologi. Caranya dengan memadukan varietas ciherang dengan padi varietas pandan wangi.  Hasilnya, lahirlah ciherang wangi dengan potensi hasil rata-rata 6,28—8,83  ton/ha (GKG), umur panen 110—112 hari, dan tinggi tanaman117 cm. BB Biogen juga menghasilkan ciherang wangi dengan memadukan padi varietas ciherang dengan mentik wangi. Perpaduan keduanya menghasilkan varietas padi ciherang wangi dengan potensi hasil rata-rata 6,75—8,13 ton/ha (GKG), umur panen 110—112 hari, dan tinggi tanaman 140 cm. Kedua varian padi ciherang wangi tersebut memiliki kadar flavor/aroma 0,8093 ppb, lebih tinggi daripada pandanwangi yang hanya 0,1956 ppb.
Kedua galur padi varietas wangi itu telah diuji daya hasilnya di beberapa lokasi, yaitu Sukamandi, Subang, Yogyakarta, Muara, dan Cipanas. “Hasilnya stabil dengan teknik budidaya yang sama dengan padi ciherang biasa. Dengan begitu diharapkan bisa ditanam di seluruh daerah di Indonesia,” ujar Mastur. Balitbangtan rencananya akan segera melepas kedua galur itu sebagai inovasi varietas padi unggul baru. (Imam Wiguna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot